Slide

Slide

Latar Belakang Kebudayaan Melanesia (ASSOMAEN)

        Assomaen“ Masyarakat Papua secara fisik maupun sosial berbeda dari masyarakat Indonesia di daerah-daerah lain. Mayoritas orang Indonesia tergolong rumpun Melayu yang berasal dari Kamboja, maka secara fisik orang Papua adalah rumpun Melanesia ras Negroid di Pasifik. Demikian pula secara sosial orang Papua merasa memiliki pandangan dan cara hidup sendiri yang sangat berbeda dari mayoritas Indonesia diluar Papua. Orang Papua memiliki otoritas tersendiri yang bersifat khas dalam mengatur, mengembangkan kebutuhan dan penyelesaian masalah berdasarkan hukum  adat yang membebani hak dan kewajiban adat pada para individunya, sehingga sulit untuk bertemu dalam suatu Negara kesatuan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seperti sekarang ini”. 
   Dilihat dari latar belakang kebudayaan, orang Papua adalah rumpun ras dan etnis Melanesia yang berada, hidup, berkarya di kawasan Pasifik Selatan. Kebudayaan, bahasa, ras, etnis, pola hidup tidak sama dengan orang-orang Indonesia yang merupakan ras dan etnis Melayu. Dari letak geografis juga sangat jauh dari letak tempat tinggal orang-orang Indonesia.
      Dr. George Janu Aditjondro mengakui,” …. Kita berbicara tetang suatu Propinsi yang jauh dari pusat. Jauh, bukan saja dalam arti arafiah, yakni dalam arti geografis atau spatial, melainkan juga” jauh” dalam arti kultur. Artinya, kultur orang-orang yang nasibnya ditentukan oleh orang-orang di pusat itu sangat berbeda dengan kultur mereka yang menentukan nasib mereka. Ada cultural gap (jurang pemisah kultural) yang  sangat besar antara para penentu dan mereka yang ditentukan nasibnya”.
      Berhubung dengan ulasan sejarah perjalanan dan kebudayaan orang Papua ini, seorang pemikir muda Papua berasal dari Papua pedalaman pernah berkomentar: bahwa jika dilihat dari sejarah masa lalu bangsa Papua yang demikian, orang Papua dan selalu terus-menerus bertanya dimana klaim Indonesia bahwa NKRI adalah pemilik kebenaran atas wilayah Papua. Ingatlah sebab sesuatu yang dibangun di atas dasar penipuan tidak akan pernah bertahan lama. Ingatlah apakah Uni Soviet Negara adikuasa yang memimpin Blok Timur itu bertahan hingga dewasa ini? Ataukah kita hanya mengenagnya bahwa Uni Soviet pernah jaya tapi kini tiada. Apakah Kerajaan Romawi kuat itu bertahan hingga dewasa ini? Ataukah ini kita hanya mengengnya bahwa Kerajaan Romawi Kuno itu pernah ada dan berkuasa di bumi. Diatas tanah Papua NKRI bukan harga mati karena sejarah telah membuktikannya dan juga yang abadi yang selamanya itu adalah milik Tuahn Allah”.
       Pemikiran dan intelektual muda ini menambahkan, “ Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengakui kesalahan masa lalunya dan memberikan dengan tulus dan iklas kepada yang disalahkan atau yang tertindas mengembalikan hak-haknya, mengembalikan kehormatannya, mengembalikan wibawahnya, mengangkat harga dirinya maka bangsa yang besar itu setidaknya dapat memberikan setitik harapan dengan masa depan bangsanya tetapi juga kepada mereka yang menikmati kebebasan. Contoh klasik diantara Indonesia dan Belanda, India dan Inggris, Panama dan USA, Pilipina dan USA, Timor Leste dan Indonesia, PNG dan Australia, Afrika dan Aparteid, Cina dan Inggris dan Hongkong dan Inggris”.
    Melihat dari ulasan catatn ini membuktikan bahwa persoalan Papua Barat bukan masalah nasional tetapi persoalan Internasional. Robin Osbon juga mengakui itu,” sejak dulu hingga kini, persoalan Irian Jaya (Papua sekarang) bukan persoalan antara Indonesia dari penduduk Papua, melainkan juga persoalan yang menyangkut internasional”. Berhubungan dengan ini, pada tanggal 1 Juni 2006, diruang pertemuan Kantor Gubernu Propinsi Papua, Yorrys Raweyay juga pernah menyatakn bahwa, “ masalah Papua adalah masalah internasional bukan saja masalah dalam negeri. Hehingga penanganan dan penyelesaian juga harus hati-hati dan bermartabat”. Status politik Papua Barat adalah persoalan intinya, “maka kekerasan di Papua sulit dihentikan, tanpa terlebih dahulu menyelesaikan status politik Papua”.. Assomaen Blog/17
Hai Sodara sodari kamu merasa diri  bahwa kami ini orang Papua, jangan tinggal diam di tanah dan  negeri kita sendiri, mari kita terus berjuang dan merampas tanah ini kembali dari tangan penjajahan  : Judul Buku: Pemusnaan Enis Melanesia :
SUMBER: Buku Pemusnaan Etnis Melanesia/Halaman 133-135


0 Response to "Latar Belakang Kebudayaan Melanesia (ASSOMAEN) "

Posting Komentar